KUPANG, BERANDAWARGA.COM—Dari total 2.144 desa yang telah membentuk badan usaha milik desa (BUMDes), hingga tahun 2021, sebanyak 1.413 badan usaha milik desa (BUMDes) yang berstatus aktif.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) NTT, Viktor Manek mengatakan, dari total 3.026 desa di NTT, hingga tahun 2020 sebanyak 2.144 desa telah membentuk BUMDes.
Namun sampai dengan tahun 2020, BUMDes yang aktif sebanyak 1.415 BUMDes dan pada tahun 2021 yang aktif meningkat menjadi 1.613 atau bertambah 198 BUMDes.
Ia menguraikan, jenis usaha BUMDes pun bervariasi, dengan rincian usaha perdagangan sebanyak 619 BUMDes, wisata 131 BUMDes, peternakan 30 BUMDes, bidang jasa sebanyak 519 BUMDes.
Selain itu, usaha di bidang pertanian sebanyak 82 BUMDes, perikanan 25 BUMDes, simpan pinjam 216 BUMDes. Terdapat juga digitalisasi BUMDes.
“Dari total 1.613 BUMDes aktif itu, baru dua BUMDes yang memanfaatkan BUMDes Mart BAKTI Kementerian Kominfo yakni BUMDes Au Wula di Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusokso, Kabupaten Ende dan BumDes Tujuh Maret di Hadakewa, Kabupaten Lembata,” kata Viktor di Kupang, Jumat (30/7/2021).
Ia menyebutkan, fokus usaha kedua BUMDes yang telah memanfaatkan BUMDes Mart BAKTI Kementerian Kominfo tersebut yakni BUMDes Au Wula di Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusokso, Kabupaten Ende dengan fokus usahanya di bidang pengolahan pangan, pertanian dan pariwisata.
Sedangkan BUMDes Tujuh Maret di Hadakewa, Kabupaten Lembata memiliki fokus usaha di bidang usaha hasil laut khususnya produk ikan, wisata pantai Hadakewa, dan Cafe Tujuh Maret.
“Target kita ke depan adalah BUMDes memiliki produk, mutu berdaya saing, dan konsistensi produksi,” ungkap Viktor.
Mantan Kepala Kantor Penghubung NTT di Jakarta ini menjelaskan, instansi yang dipimpinnya bekerjasama dengan BAKTI Kementerian Kominfo dan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT menggagas pembentukan Transformasi Digital BUMDes.
“Tujuannya agar semua informasi dan produk BUMDes bisa dipromosikan dan dijual secara on-line lewat portal/web site BumDes Mart yang dikelola BAKTI Kementerian Kominfo,” papar Viktor.
Ia mengungkapkan, semua BUMDes yang sudah dibentuk didorong untuk didaftarkan di BumDes Mart. id agar bisa melakukan jumping ke toko online seperti Tokopedia, Shopee dan Lazada melalui BUMDes Mart.
“Untuk mewujudkan hal ini dilakukan pelatihan dan pendampingan BUMDes oleh BUMDes Mart serta sinergitas manajemen pengelolaan BUMDes bersama koperasi,” papar Viktor.
Pada kesempatan itu ia menyatakan, Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas PMD terus berupaya mendorong upaya pemberdayaan ekonomi desa melalui kelembagaan BUMDes. (berandawarga.com//tan)