KUPANG, BERANDAWARGA.COM—Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh akan mengajak aparatur sipil Negara (ASN) dan masyarakat Kota Kupang untuk menanam tanaman produktif.
George sampaikan ini saat mengikuti sosialisasi aplikasi B’pung Petani, via zoom meeting di Ruang kerja Wali Kota Kupang, Senin (29/8/2022). Kegiatan ini juga diikuti 22 kepala daerah se-NTT.
Sosialisasi yang dipandu Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas itu, juga dihadiri Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho serta Kepala Dinas Pertanian dan Perdagangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli dan staf khusus Gubernur NTT, Pius Rengka yang mengikuti kegiatan langsung dari Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Kegiatan ini dilakukan guna menindaklanjuti hasil High Level Meeting (HLM) bersama seluruh TPID Provinsi NTT pada 12 Agustus 2022 dalam rangka mendukung upaya mengendalikan inflasi bahan pangan pada sektor ekonomi pertanian. Bank NTT sebagai support system pemerintah daerah berupaya memberikan solusi digitalisasi rantai supply, rantai demand masyarakat dan daerah melalui aplikasi B’Pung Petani
George menyampaikan, saat ini Kota Kupang sedang melakukan inventarisasi terhadap keseluruhan lahan yang kosong baik milik perorangan maupun milik pemerintah dan swasta. Lahan tersebut akan dimanfaatkan Pemerintah Kota Kupang untuk menanam kelor dan sorgum.
Ia mengungkapkan, Dinas Pertanian Kota Kupang akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT yang didukung PT BPD NTT untuk berkolaborasi pada ekosistem pertanian. Walaupun di Kota Kupang lahannya tidak sebesar lahan di kabupaten tetangga tetapi dengan mengumpulkan lahan yang ada, Kota Kupang akan hijau oleh tanaman produktif.
Seluruh ASN akan menjadi motor penggerak bagi penanaman yang direncanakan Kepala Dinas Pertanian, misalnya satu gelas air mineral bekas akan ditanam satu biji bawang, selanjutnya akan dilakukan penanaman di setiap polibek untuk tomat.
“Kita akan mulai menanam dari lahan di dalam kompleks kantor wali kota. Jika ada lahan kosong akan dimanfaatkan, apakah itu tanam bawang, lombok atau tomat,” kata George.
Lebih lanjut ia menyatakan, Pemkot Kupang juga akan membangun koordinasi supply barang yang masuk ke Kota Kupang.
Karena itu, ia memohon Bank NTT memfasilitasi untuk membangun komunikasi dengan seluruh bupati dalam momentum diskusi bersama agar Kota Kupang bersama Labuan Bajo menjadi kabupaten dan kota yang menerima barang dan kebutuhan-kebutuhan primer yang datang dari luar sehingga teratur. Misalnya, seluruh buah akan ditempatkan di satu pasar tertentu, sayur juga dipetakan.
“Kami juga akan membersihkan pasar agar membeli di pasar rasanya seperti membeli di supermarket, sekalipun dengan space yang terbuka,” ungkap George.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan, aplikasi B’Pung Petani dapat menjadi solusi digitalisasi rantai supply dan rantai demand masyarakat.
Aplikasi ini diciptakan atas kerja sama Bank NTT sebagai suport sistem pemerintah dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT dan Dinas Perdagangan Provinsi NTT. Kerja sama ini mencakup digitalisasi supply chain untuk mengoptimalkan stabilitas demand dan supply produk pangan, menghubungkan antar pelaku usaha/petani, penyuluh pertanian dinas pertanian dan permintaan pasar. Hal ini dimaksudkan menggali potensi produk pangan daerah, produksi pangan sesuai permintaan pasar, distribusi bibit dan pupuk yang tepat sasaran kepada kelompok tani, masa panen yang terjadwal, distribusi produk pangan yang tepat sasaran dan pemasaran produk pangan. (berandawarga.com//**/red)