NTT Masuk Lima Provinsi Jumlah Korban TPPO Tertinggi

oleh -115 views
oleh
Kapolda NTT, Irjen pol. Johny Asadoma pose bersama para narasumber pada kegiatan FGD di Kupang, Kamis (13/04/2023)

KUPANG, BERANDAWARGA.COM— Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi lahan subur dan merupakan satu dari lima provinsi dengan jumlah korban TPPO tertinggi di bagian hulu yang sudah berlangsung bertahun- tahun.

Hal inilah yang menjadi perhatian serius Kapolda NTT, Irjen Pol. Johny Asadoma menggelar FGD di Kupang, Kamis (13/4/2023) menindaklanjuti diskusi publik BP2MI di Batam pada Kamis, 6 April 2023.

Menurut mantan Kadivhubinter Polri ini, mencegah TPPO merupakan pekerjaan besar dan berat karena di satu pihak berhadapan dengan problem bagaimana mengubah mindset sebagian anggota masyarakat NTT yang melihat perdagangan orang sebagai solusi untuk hidup lebih baik.

Namun di pihak lain harus berhadapan dengan sindikat TPPO sebagai kejahatan transnasional yang terorganisir dan tidak terorganisir dengan melibatkan banyak pihak termasuk ada oknum pejabat negara sebagai backing TPPO.

“Karena itu diperlukan sikap keberpihakan, keterlibatan dan partisipasi secara kolaboratif semua pihak, semua stakeholder. Mari kita  bangun kemitraan dan mendasain bersama model pencegahan TPPO yang lebih baik, karena TPPO ini menyangkut kultur masyarakat dan menyangkut martabat manusia dengan segala aspek kehidupannya,” ajak Johny Asadoma.

Dukungan Politik Menko Polhukam

Deputi V Kemenko Polhukam, Irjen Pol. Rudolf Roja dalam paparannya sebagai narasumber di FGD menegaskan, Menko Polhukam Mahfud MD memberikan dukungan politik yang penuh untuk Pencegahan dan Penangananan  TPPO. Pasalnya, pola kerja sindikat TPPO yang terorganisir dan melibatkan banyak pihak secara terstruktur dan sistimatis, membuat aparat penegak hukum kewalahan menindak mereka.

Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana sindikat ini dengan mudah keluar masuk setiap pintu dari hulu ke hilir sampai ke negara tujuan, karena jejaring sindikat TPPO sudah menguasai sistem di hulu dan hilir.

“Karena itu Menko Polhukam Mahfud MD memberikan dukungan penuh dan atensi khusus soal pencegahan dan pemberantasan TPPO, karena korbannya sudah banyak dan mencoreng wajah NKRI sebagai negara hukum yang berdaulat,” kata Rudolf.

Jenderal Polisi bintang dua asal NTT yang juga mantan Kapolda Papua ini mengingatkan kepada siapa saja yang menabur, pasti ia akan menuai.

“Ini memberi pesan tegas kepada kita semua terutama para pelaku sindikat TPPO bahwa akan tiba saatnya sindikat TPPO diberantas dan digulung mulai dari pemain lapis atas sampai dengan pemain lapis bawah atau pelaku lapangan,” tandas Rudolf.

Sejumlah narasumber lain yang dihadirkan dalam FGD antara lain, Pendeta Emi Sahertian (aktivis pemerhati korbanTPPO), Petrus Selestinus (Koordinator TPDI), Wiliam Yani Nuwa Wea (Ketua IMPPI), Siwa (Kepala BP3MI NTT), Silvia R. Pekujawang (Kadisnaker dan Kasatgas TPPO NTT), dan Romo Paschalis (Ketua KKPPMP Batam).(BW//**/tan)