Tingkat Kedisukaan Masyarakat NTT terhadap Ansy Lema 83,6 Persen

oleh -27 views
oleh

JAKARTA, BERANDA-WARGA.COM— Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia terkait pilgub NTT 2024 mencatat, tingkat kedisukaan masyarakat NTT terhadap Yohanis Fransiskus Lema yang akrab disapa Ansy Lema cukup tinggi, yakni sebesar 83,6 persen.

“Jika Ansy Lema mampu terus menggenjot popularitasnya hingga waktu pemilihan pada 27 November 2024 mendatang, maka dia berpeluang besar untuk memenangi Pilgub NTT 2024, karena potensi peningkatan popularitas dan elektabilitas Ansy Lema masih terbuka lebar,” kata Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro dalam rilisnya yang diterima media ini, Kamis (18/7/2024).

Ia menjelaskan, survei Indikator Politik Indonesia yang berlangsung pada periode 9- 14 Juli 2024 menempatkan Ansy Lema pada posisi teratas simulasi elektabilitas Top of Mind atau jawaban spontan responden terkait Pilgub NTT 2024.

Dalam survei itu, Ansy Lema berhasil mengungguli Emanuel Melkiades Laka Lena (Melki Laka Lena) yang ada di posisi kedua dan Benny Kabur Harman di posisi ketiga.

“Pada bagian politik elektoral, survei Indikator Politik Indonesia kali ini menemukan dalam simulasi Top of Mind atau jawaban spontan responden, elektabilitas tertinggi diperoleh Ansy Lema dengan elektabilitas 6,9 persen. Disusul secara berturut- turut di posisi kedua dan ketiga oleh Melki Laka Lena di 6,8 persen dan Benny Kabur Harman di 6,3 persen. Sedangkan respon yang belum bisa menjawab masih tinggi di 57,5 persen,” terang Bawono.

Selain itu, ketika dilakukan pengerucutan tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, Ansy Lema juga berada di posisi teratas, unggul dari Melki Laka Lena dan Simon Petrus Kamlasi.

Pada survei ini, Ansy Lema yang dipasangkan dengan Anita Jacoba Gah, berhasil ada di posisi pertama dengan elektabilitas 33,4 persen.

“Disusul pasangan Melki Laka Lena dan Anita Nidya Mahenu di posisi kedua dengan raihan elektabilitas 28,3 persen. Pasangan Simon Petrus dan Adrianus Garu menempati posisi ketiga dalam simulasi tiga pasangan di angka yang terpaut cukup jauh di 13,7 persen,” ungkap Bawono.

Bahkan ketika pasangan Melki diganti menjadi Gabriel Abdi Kesuma Beri Binna, pasangan Ansy Lema dan Anita Gah masih saja berada di posisi teratas. Pada simulasi ini Ansy Lema-Anita Gah meraih 30,7 persen suara, diikuti Melki Laka Lena-Gabriel Abdi yang turun jadi 28,1 persen, dan Simon Kamlasi-Adrianus Garu mendapat 13,8 persen.

Memang, pada simulasi 14 nama wakil gubernur, Anita Gah berada di posisi teratas dengan perolehan 19,0 persen suara. Menyusul di posisi kedua Adrianus Garu dengan 15,0 persen. Sementara Anita Nidya Mahenu jauh tertinggal di posisi ketujuh dengan 3,0 persen.

Ada dua lagi nama-nama bakal calon wakil gubernur yang mencuat ke permukaan dalam konstelasi politik NTT belakangan ini, yakni Jane Natalia Suryanto dan Refafi Gah. Namun ternyata hasil survei menguak elektabilitas keduanya masih sangat kecil, yakni masing-masing di 2,9 persen dan 0,6 persen.

Bawono menjelaskan, survei dilaksanakan untuk memotret peluang dari nama-nama bakal calon gubernur yang mulai beredar di ruangan publik dan menjadi perbincangan warga di NTT menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024 mendatang.

Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia di NTT yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan kepala daerah tahun 2024, yaitu mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang telah menikah ketika survei dilakukan.

Dalam survei ini jumlah sampel 1.000 responden, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Kemudian dilakukan oversample di wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur) sebanyak 400 responden, sehingga total sampel sebanyak 1400 orang.

Dengan asumsi metode multistage random sampling, ukuran sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar lebih kurang 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali kualitas ini tidak ditemukan kesalahan berarti.

Dari hasil survei tersebut, dan menyandingkannya dengan tingkat popularitas dan akseptabilitas para kandidat, Bawono memperkirakan Pilgub NTT 2024 akan berlangsung ketat.

Bawono menambahkan, terkait dengan tingkat popularitas (kedikenalan) dan kedisukaan nama-nama calon yang beredar, nampak tingkat popularitas Ansy Lema di angka 38,8 persen, masih di bawah popularitas nama- nama seperti mantan Gubernur, Viktor Laiskodat (84,6 persen), Melki Laka Lena (48,7 persen), dan Benny K Harman (44,1 persen) sehingga potensi pertarungan di Pilkada Provinsi NTT November mendatang diperkirakan berlangsung ketat.(BW//**)