Alasan Ansy Lema Akhiri Masa Kampanye di Tanah Leluhur Ende

oleh -4 views
oleh

ENDE, BERANDA-WARGA.COM— Yohanis Fransiskus Lema yang akrab disapa Ansy mengakhiri rangkaian perjalanan kampanyenya di tanah kelahiran leluhurnya, Kabupaten Ende.

Gelaran kampanye bertajuk pesta rakyat ini dimeriahkan dua penyanyi kebanggaan NTT, Andmesh Kamaleng dan Mario G. Klau.

Berdiri di hadapan ribuan masyarakat Ende, Ansy  mengungkapkan, Ende memiliki makna tersendiri baginya sehingga ia memilih kabupaten yang dihuni sekitar 282.000 jiwa ini sebagai lokasi terakhir untuk mengakhiri rangkaian perjalanan politiknya menuju NTT satu.

“Malam hari ini saya mengakhiri kampanye politik saya di Ende. Mengapa Ansy pilih Ende? Karena leluhur saya berasal dari tanah ini. Kakek saya berasal dari Aikeu Wolojita, keturunan Wolopau. Dan kakek dari nenek saya berasal dari Pemo Wolosoko. Jadi, saya harus kembali ke kampung halaman saya,” kata Ansy di Lapangan Pancasila, Ende, Sabtu (23/11/2024) malam.

Selain karena alasan tersebut, Politisi PDI Perjuangan itu juga menyampaikan alasan lain dirinya memilih tempat yang terkenal dengan danau tiga warnanya ini. Alasan tersebut adalah persoalan sejarah. Dirinya menceritakan kembali kisah bersejarah ketika Ende menjadi tempat Presiden Soekarno merenung dan merumuskan falsafah bangsa, yakni Pancasila.

Sehingga sebagai anak ideologisnya Bung Karno, Ansy ingin menyerap inspirasi dan nilai- nilai kehidupan dari Sang Bapak Proklamator tersebut. Salah satu nilai utama yang terus dihayati dan menjadi pegangan hidup Ansy adalah keyakinan bahwa pemimpin sejati adalah pelayan bagi masyarakat, dan memimpin berarti melayani.

“Ende adalah tempat bersejarah. Bung Karno diasingkan empat tahun di sini. Saya ingin menyerap inspirasi perjuangan Bung Karno untuk memerdekakan Indonesia. Saya kembali ke sini untuk menjadi pelayan bagi masyarakat Ende dan masyarakat Nusa Tenggara Timur,” pungkas pria berdarah Ende-Belu tersebut.

Mantan anggota DPR RI itu menyampaikan, jika dalam sejarah Bung Karno berhasil memerdekakan Indonesia dari penjajah, maka Ansy akan berjuang membebaskan NTT dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan.

Menurutnya, di bawah kepemimpinan Ansy- Jane, NTT akan mengalami transformasi besar yang membawa perubahan signifikan menuju era baru dengan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik dan birokrasi yang bersih serta berorientasi melayani.

“Inilah kesempatannya, Ansy dan Jane akan memimpin sebuah perubahan dan transformasi besar, membangun sebuah era baru. Era yang menghadirkan pemerintahan yang bekerja secara konkrit untuk kesejahteraan dan keadilan rakyat,” pungkas satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berpasangan dengan perempuan tersebut.

Sementara itu, dua musisi hebat asal NTT, Andmesh Kamaleng dan Mario G. Klau yang hadir sebagai bintang tamu utama dalam acara tersebut mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Ansy karena telah membawa mereka manggung ke salah satu tempat bersejarah di Indonesia.

“Terima kasih banyak Kaka Ansy sudah bawa saya dan Mario ke Ende sini. Malam ini adalah kali pertama saya manggung di Ende, tempat lahirnya Pancasila ini. Terima kasih Kaka Ansy,” pungkas Andmesh Kamaleng. (bw//***)