Ansy Lema: Pemimpin Harus Berkolaborasi dengan Cendekiawan

oleh -11 views
oleh

KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Kemajuan teknologi dan informasi telah banyak membantu manusia dalam mengatasi berbagai persoalan, mulai dari mengurangi ancaman kelaparan, kekeringan, bencana alam, hingga wabah penyakit.

Karena itu, seorang pemimpin harus dekat dan bergaul akrab dengan dunia kampus atau universitas sebagai laboratorium dan wadah perkembangan ilmu pengetahuan yang menciptakan berbagai kreasi dan inovasi untuk kemajuan bangsa.

Menyadari akan pentingnya peran kampus, Calon Gubernur NTT nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema atau akrab dikenal sebagai Ansy secara tegas mengatakan, pemimpin sejatinya harus bergaul dengan dunia kampus. Pemimpin harus membangun kolaborasi bersama para cendekiawan agar dapat melahirkan produk-produk kebijakan publik yang berdasar pada riset dan inovasi.

“Transformasi dan kemajuan di dunia pasti digerakkan oleh riset dan inovasi. Hari ini kita punya banyak kampus, lembaga pendidikan vokasi dan lembaga riset. Maka, kita perlu membangun sinergi, kolaborasi bersama mereka untuk menghasilkan riset dan inovasi dalam berbagai bidang demi kemajuan daerah. Sehingga, proses pembuatan kebijakan publik dan implementasinya tepat sasaran. Bertani dan beternak pun butuh dasar pengetahuan,” ujar Ansy Lema di Kupang, Selasa (12/11/2024).

Sebagai wadah untuk mengembangkan pendidikan, perguruan tinggi memiliki spirit dan visi pendidikan yang  disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Karena itu, setiap perguruan tinggi mengemban tugas untuk melakukan penelitian sebagai usaha memajukan ilmu pengetahuan, budaya, serta kehidupan masyarakat.

Sejumlah Bantuan yang Diperjuangkan

Mantan anggota DPR RI itu menceritakan, selama menjabat sebagai anggota Komisi IV DPR RI, dirinya telah akrab menjalin hubungan dengan dunia kampus. Beberapa bantuan telah diperjuangkannya bagi sejumlah kampus sebagai bentuk keberpihakan dan kepeduliannya pada dunia riset dan teknologi.

Sebagai contoh, Ansy pernah memberikan bantuan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL) untuk Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dan bantuan budidaya ikan lele dan nila sistem bioflok untuk Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Sikka. Ini merupakan upaya untuk memicu riset dan inovasi di bidang lingkungan hidup kehutanan maupun perikanan budidaya.

“Saya tahu betul pentingnya peran kampus dalam riset dan inovasi karena saya sebelumnya adalah seorang akademisi. Saya pernah menjadi dosen di tiga kampus di Jakarta. Tanpa kampus tidak akan ada kemajuan,” jelas Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Karena itu, satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berpasangan dengan perempuan ini mengakui bahwa ketika dirinya memimpin NTT nanti, kebijakan yang akan ia keluarkan akan melibatkan peran dunia kampus. Segala sisi pertimbangan yang menyangkut dasar pengambilan kebijakan harus kuat dan tepat.

Pasalnya, kebijakan yang tepat akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, jika kebijakannya salah, akan berujung pada kemunduran.

“Karena itu, pemimpin tidak boleh jauh dari kampus. Harus dekat. Data valid-akurat, analisis multidimensional dengan dasar pengetahuan harus jadi dasar pembuatan kebijakan publik. Saya sungguh berkomitmen untuk bisa melibatkan para akademisi dalam proses penggodokan kebijakan,” tutur pria kelahiran Kota Kupang ini.

Andil Dunia Kampus

Selanjutnya, Mantan Juru Bicara Ahok itu menerangkan, di masa sekarang kampus memiliki andil penting dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari pembentukan karakter generasi muda, teknologi pertanian-peternakan-perikanan, tatanan sosial, budaya, dan dinamika politik. Untuk itu, ke depan pemerintah provinsi harus menggandeng civitas akademika agar dapat melahirkan riset dan inovasi bagi kemaslahatan bersama.

Dalam konteks NTT, ia menegaskan, karakteristik pertanian NTT adalah pertanian lahan kering. Oleh sebab itu, universitas seperti Undana Kupang dan Kampus Politeknik Ben Mboi, Universitas Pertahanan (Unhan) di Atambua mengembangkan program studi atau prodi budidaya pertanian lahan kering. Para akademisi berupaya untuk melahirkan generasi bangsa yang memahami dengan baik situasi dan kondisi pertanian Tanah Flobamora.

Pria dengan tagline “Manyala Kaka” itu juga menyebutkan, negara- negara maju seperti Jepang, China, Amerika Serikat, dan sebagian besar negara di Eropa telah membuktikan bahwa riset dan inovasi adalah kunci menuju kemajuan berbagai bidang kehidupan. Kampus atau perguruan tinggi adalah tempat lahir dan tumbuhnya peradaban.

“Jepang bisa maju karena riset dan inovasi, China pun demikian. Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa sana juga bisa menikmati peradaban yang maju karena riset dan inovasi. Dan kampus adalah tempat tumbuh dan berkembangnya hal itu, sehingga kita harus secara serius bergaul dengan dunia kampus dan bersama-sama membangun NTT,” tutup Ansy. (bw//***)