KUPANG, BERANDAWARGA.COM—Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menyatakan, untuk membangun kota ini menjadi lebih baik, perlu ada kerja sama dari semua pihak termasuk gereja.
Jefri sampaikan ini saat menerima kunjungan Ketua Majelis Jemaat GMIT Maranatha Oebufu, Pdt. Desiana Rondo Effendy, bersama perwakilan dari Yayasan Bantuan Kasih Indonesia dan para pengurus PPA GMIT Maranatha Oebufu di ruang kerja Wali Kota Kupang, Selasa (26/10/2021).
Jefri menyatakan, dirinya sangat mengapresiasi program pemulihan mandiri yang digagas Pusat Pengembangan Anak (PPA) GMIT Maranatha Oebufu bersama Yayasan Bantuan Kasih Indonesia (Compassion Indonesia).
Ia menyampaikan terima kasih kepada PPA GMIT Maranatha Oebufu dan Yayasan Bantuan Kasih Indonesia yang sudah membantu Pemkot Kupang mengupayakan pemulihan pasca bencana.
Saat ini Pemkot Kupang dengan dukungan dana pemerintah pusat sudah membangun 162 unit rumah untuk relokasi warga terdampak di wilayah Manulai II.
Karena keterbatasan lahan, jumlah rumah yang tersedia belum sesuai kebutuhan. Namun pemkot sedang mengupayakan lahan milik Pemkot Kupang lainnya untuk kelanjutan pembangunan rumah untuk relokasi.
Jefri memastikan siap memberi dukungan berupa data dan informasi jika dibutuhkan pihak PPA GMIT Maranatha Oebufu dan Yayasan Bantuan Kasih Indonesia dalam menentukan sasaran bantuan.
Pada kesempatan itu ia mengingatkan agar tidak membiarkan warga untuk membangun kembali di lokasi bencana bantaran sungai karena semuanya sudah diarahkan untuk relokasi ke tempat yang sudah disediakan pemerintah.
Ketua Majelis Jemaat GMIT Maranatha Oebufu, Pdt. Desiana Rondo Effendy menjelaskan, dalam rangka mendukung upaya Pemkot Kupang membantu warga terdampak longsor di Kelurahan Oebufu beberapa waktu lalu, PPA GMIT Maranatha Oebufu menggagas program pemulihan hunian mandiri.
Program ini ditujukan bagi keluarga dari anak-anak binaan PPA yang terdampak bencana longsor.
Ia menyebutkan, kurang lebih 18 hingga 20 kepala keluarga terdampak bencana yang merupakan jemaat GMIT Maranatha Oebufu.
Sebagai Ketua Majelis Jemaat, Pdt. Desi menilai perlu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat agar program ini sejalan dengan program kerja pemerintah.
Donald Parengkuan, perwakilan dari Yayasan Bantuan Kasih Indonesia (Compassion Indonesia) menambahkan, target pemulihan hunian mandiri ini adalah keluarga dari anak-anak bimbingan PPA yang terdampak bencana longsor beberapa waktu lalu.
Penentuan penerima bantuan melalui penyortiran dengan melihat kerusakan yang paling berat menjadi prioritas.
Peran pemerintah lebih pada koordinasi dan informasi. Rencananya program ini akan mulai berjalan pada November 2021.
Donald memastikan program ini sifatnya pelengkap dan tidak mengambil alih tugas pemerintah, sehingga koordinasi perlu dilakukan agar pelaksanaan program ini berjalan sesuai regulasi dan ketentuan yang berlaku di Pemkot Kupang.
Dengan bantuan pemulihan hunian ini diharapkan anak-anak binaan PPA bisa merasa nyaman karena tempat tinggalnya sudah diperbaiki dan bisa kembali aktif mengikuti kegiatan.
Yofli Sulla, perwakilan lainnya dari Yayasan Bantuan Kasih Indonesia (Compassion Indonesia) mengatakan, koordinasi dengan pemerintah perlu dilakukan mengingat masih ada kendala soal status tanah pada beberapa keluarga penerima bantuan, karena belum memiliki sertifikat.
Mereka juga berharap agar meski sudah mendapat bantuan dari Yayasan Bantuan Kasih Indonesia, jemaat penerima bantuan juga tetap berhak menerima bantuan dari pemerintah.(berandawarga.com//**/red)