Belum Ada Akselerasi Model Pendidikan di NTT

oleh -109 views
oleh
Anggota Komisi V DPRD NTT, Emanuel Kolfidus

KUPANG, BERANDAWARGA.COM— Mesti diakui, hingga saat ini belum ada akselerasi model pendidikan di NTT yang dituangkan dalam produk hukum.

Hal ini menjadi salah satu kendala bagi para peserta didik yang hendak melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi terkemuka di tingkat nasional.

“Meski pendidikan merupakan kewenangan pemerintah pusat, tapi minimal NTT memiliki produk hukum untuk menjabarkan aturan yang lebih tinggi, minimal muatan lokal sesuai karakteristik daerah,” kata anggota Komisi V DPRD NTT, Emanuel Kolfidus kepada media ini, Kamis (13/04/2023).

Menyikapi pelaksanaan ujian akhir untuk para siswa Kelas XII tingkat SMA/SMK di NTT, politisi PDI Perjuangan ini menawarkan perlu ada kolaborasi sekolah- sekolah di provinsi ini untuk membuat standardisasi ketulusan para peserta didik berupa penyusunan soal- soal ujian bersama.

Menurutnya, tahun- tahun sebelumnya ujian nasional merupakan sesuatu yang menakutkan. Karena soal ujiannya disusun pihak lain menggunakan standar nasional.

Namun kali ini masing-masing sekolah menyusun soal sendiri dan menentukan kelulusan para peserta didik. Tentunya ada standar penilaian yang diberikan tiap sekolah, termasuk standar kompetensi yang dimiliki masing-masing sekolah.

“Saya tawarkan perlu ada kolaborasi sekolah-sekolah di NTT untuk membuat standarisasi khusus untuk mata pelajaran tertentu untuk mengukur kualitas sekolah dan mutu,” kata Eman.

Ketua Badan Legislasi DPRD NTT ini menyebutkan, ada dua penilaian penting yang perlu mendapat perhatian dalam dunia pendidikan.

Penilaian formatif untuk menilai proses pembelajaran, dan penilaian sumatif untuk menilai bagaimana melihat hasil.belajar para peserta didik.

“Ujian akhir bukan semata- mata untuk menentukan kelulusan tapi akhir dari.sebuah proses pendidikan adalah bagaimana menghasilkan  karakter peserta didik yang berkualitas,” tandas Eman.

Pada kesempatan itu ia menegaskan, pendidikan menjadi modal dasar peradaban bangsa. Karena itu semua stakeholder diajak untuk kerja secara gotong royong sesuai fungsi masing-masing untuk meningkatkan mutu pendidikan agar pendidikan NTT sejajar dengan daerah lain yang lebih maju. Sehingga pada saatnya NTT surplus dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

“Tugas kita saat ini adalah menata kesejahteraan tenaga pendidikan dan fasilitas pendidikan,” pinta Eman. (BW//tan)