Masyarakat mengisahkan, setiap tahun daerah tersebut dilanda banjir tapi hanya setinggi 10- 20 cm, namun adanya perubahan tinggi air sungai akibat dari perusahaan yang bekerja dalam pengolahan pasir dan batu.
Tahun ini karena curah hujan cukup besar, maka air yang masuk cukup tinggi bahkan endapan lumpur juga masuk rumah warga.
“Kami terpaksa mengungsi beberapa hari , atap rumah juga diterbangkan angin, ada juga yang tertindih pohon, bukan hanya itu, rumah terendam air dan endapan lumpur kali,” kata salah satu warga.
Warga Pariti lainnya meminta bantuan pemerintah kabupaten dan provinsi agar segera dibangun tanggul di daerah Pariti yang menghadap ke pemukiman warga.
Tujuannya, banjir yang melanda daerah tersebut bisa berkurang volumenya.
Mereka juga meminta agar tata kelola pemanfaatan bahan tambang galian c diatur kembali karena sudah semrawut dan tidak teratur.