KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Mgr. Emeritus Petrus Turang adalah pribadi yang rendah hati, memiliki komitmen yang kuat dan bekerja untuk orang kecil.
Beliau punya perhatian yang tinggi di bidang pemberdayaan serta mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Rasa kehilangan ini bukan hanya dialami umat Katolik tapi masyarakat NTT. Beliau bukan lagi putra Manado, melainkan putra NTT. Beliau adalah primus inter pares,” ungkap Melki dengan suara terbata- bata menahan tangis saat memberi sambutan pada misa pemakaman Mgr. Emeritus Petrus Turang di Gereja Kristus Raja Katedral Kupang, Selasa (8/4/2025).
Ia menyampaikan, dengan wilayah kegembalaan Keuskupan Agung Kupang yang mencakup 40 persen wilayah NTT, beliau bukan hanya menjadi gembala untuk umat Katolik, tapi semua umat beragama di NTT, khususnya di wilayah Keuskupan Agung Kupang.
Menurut Melki, selama mengemban tugas kegembalaan sebagai Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang sangat aktif berdialog dengan pemerintah dan agama lain untuk kesejahteraan masyarakat.
“Saya mengenal Mgr. Petrus Turang sebagai pribadi apa adanya dalam kasih. Beliau teguh dalam prinsip, tapi lembut dalam cara. Beliau adalah pemimpin yang tegas dan lugas,” kata Melki.
Pada kesempatan itu Melki mengenang peristiwa setahun lalu di Gereja Kristus Raja Katedral Kupang ini saat tahbisan Uskup Hironimus Pakaenoni pada 9 Mei 2024. Saat itu beliau yang paling aktif saat acara tahbisan dimaksud.
Senada disampaikan Uskup Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, M.S.C ketika memberi sambutan sebagai uskup dan mewakili keluarga.
Ia mengungkapkan, sebagai uskup emeritus, Mgr. Petrus Turang tetap memiliki komitmen untuk berbuat yang terbaik di akhir- akhir hidupnya.
Ketika sudah jadi emeritus dan kembali ke Manado, Mgr. Petrus Turang memilih tinggal di rumah keuskupan. Beliau membangun rumah tua yang sebelumnya terbakar guna membuat program pemberdayaan.
“Beliau mau tinggal di rumah itu dan mengolah lahan untuk program pemberdayaan. Kita kehilangan tapi bersyukur atas berbagai kesaksian hidup yang ditunjukkan Mgr. Petrus Turan semasa hidupnya,” papar Mgr. Benedictus.
Ia menambahkan, Mgr. Petrus Turang punya kepedulian yang tinggi membangun iman dan pemberdayaan umat. Sebuah nilai yang diwariskan beliau adaah manusia hidup untuk menghidupi orang lain. Karena itu, ketika menghadapi kesulitan, beliau selalu ajak untuk segera mencari jalan keluar. (bw//***)