KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengatakan, almarhum Mgr. Petrus Turang semasa hidupnya dikenal sebagai pribadi yang keras, bukan hanya terhadap orang lain tapi juga terhadap dirinya sendiri.
“Apa yang dikatakan ini berangkat dari pribadinya yang menghayati dengan sungguh sakramen imamat yang diterimanya,” kata Mgr. Antonius ketika membawakan kotbah pada misa pemakaman Mgr. Emeritus Petrus Turang di Gereja Kristus Raja Katedral Kupang, Selasa (18/4/2025). Misa dipimpin Uskup Agung Kupang, Mrg. Hironimus Pakaenoni sebagai celebrant utama didampingi tujuh uskup.
Misa dihadiri ratusan imam dan hidup bhakti lainnya dari pelbagai kongregasi dan serikat serta ribuan umat dari wilayah Kota Kupang dan sekitarnya.
Menurut Mgr. Antonius, almarhum Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang adalah pribadi yang tidak pernah mencari sesuatu untuk dirinya sendiri selama menjalani tugas kegembalaan, baik sebagai imam maupun sebagai uskup.
“Mgr Petrus Turang tidak pernah mencari sesuatu untuk dirinya sendiri. Seluruh hidupnya beliau setia kepada Allah dan mengabdi secara total kepada umat yang dilayani,” kata Mgr. Antonius.
Lebih lanjut Mgr. Antonius ungkapkan, dengan otoritasnya sebagai uskup, Mgr. Petrus Turang tegas menyatakan sikap dalam menyikapi sebuah persoalan, benar katakan benar, dan jika salah katakan salah. Moto tahbisan uskup, Petransiit Benefaciendo (Berkeliling sambil berbuat baik, Kis. 10:38).
Beliau benar- benar menghayati dan menjalankan moto tahbisan itu selama 27 mengemban tugas kegembalaan sebagai Uskup Agung Kupang, apapun komentar yang dilontarkan kepadanya. Konsistensi ini dijalani dengan sungguh hanya karena beliau sudah selesai dengan dirinya sendiri.
“Para pelayat yang datang termasuk dari istana negara yakni Presiden Prabowo Subianto memberi penghomatan terakhir karena mendengar dan menyaksikan perbuatan baik yang telah dilakukan Mgr. Petrus Turang sesuai moto tahbisan uskupnya,” papar Mgr. Antonius.
Junjung Tinggi Otoritas
Mgr. Antonius mengungkapkan, Mgr. Petrus Turang adalah seorang pribadi yang menjunjung tinggi otoritas, baik otoritas gereja maupun pemerintah. Dengan otoritas yang dimiliki, banyak orang pasti punya pengalaman tersendiri dalam relasinya dengan Mgr. Petrus Turang.
Banyak orang merasa sakit hati karena pernah ditegur, tapi saat ini mungkin bersyukur karena pernah ditegur. Demikian juga ada yang merasa berterimakasih karena pernah mendapat bantuan darinya.
Sebagai seorang pribadi yang menghargai otoritas, Mgr. Petrus Turang sangat setia menghargai dirinya sebagai imam dan uskup.
Karena sikapnya dimaksud, Mgr. Petrus Turang memilih meninggalkan Kupang dan tinggal di Manado, agar otoritas Mgr. Hironimus Pakaenoni sebagai Uskup Agung Kupang menggantikan dirinya menjadi penuh.
“Jika kita percaya pada otoritas, maka marilah kita dukung otoritas itu. Mgr. Petrus Turang telah memberi teladan. Mari kita doakan agar Mgr. Petrus Turang dapat beristirahat di tempat yang aman,” ajak Mgr. Antonius.
Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni dalam sambutannya mengatakan, Mgr. Petrus Turang sangat menghayati moto tahbisan uskupnya.
Beliau adalah homo viator. Beliau tak ingin terbelenggu dalam ruang dan waktu. Beliau tetap fokus pada Kristus yang telah bangkit. (Bw//***)