Linus Lusi Tekankan Pentingnya Kolaborasi Tanggulangi TBC

oleh -38 views
oleh
Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi ketika membuka kegiatan diseminasi informasi TBC dengan tokoh masyarakat tingkat Kota Kupang di Kupang, Senin (20/1/2025)

KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Kota Kupang, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, serta organisasi internasional seperti UNICEF untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran TBC.

Linus sampaikan ini ketika membuka kegiatan diseminasi informasi tuberkulosis (TBC) dengan tokoh masyarakat tingkat Kota Kupang di Kupang, Senin (20/1/2025).

Menurutnya, penyakit TBC tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga berhubungan erat dengan isu kemiskinan dan stunting yang masih tinggi pada beberapa kecamatan di Kota Kupang.

“TBC di Kota Kupang tersebar di enam kecamatan dan 51 kelurahan dengan angka yang cukup tinggi terutama di Kecamatan Maulafa dan Oebobo. Hal ini menunjukkan penanganan TBC harus melibatkan banyak pihak, termasuk tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat,” kata Linus.

Lebih lanjut ia menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk memperoleh data yang lebih akurat terkait kasus TBC, terutama pada anak-anak yang bersekolah. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat lebih mudah mendeteksi dan mengatasi penyebaran TBC yang terjadi di kalangan anak-anak, yang mungkin terjangkit melalui orang tua atau lingkungan sekitar.

Ia berharap adanya kerja sama yang solid dalam mengantisipasi penyebaran TBC, mengingat Kota Kupang dikenal sebagai kota jasa.

“Kota ini harus memberikan kenyamanan bagi warganya dan para pengunjung. Jika penyakit seperti TBC tidak ditangani dengan baik, akan sangat berdampak pada kenyamanan dan perekonomian kota kita. Hotel-hotel dan restoran akan terpengaruh, bahkan mungkin tutup jika tidak ada penanganan yang tepat,” terang Linus.

Tidak Sebatas Seminar dari Meja ke Meja

Linus mengajak seluruh pihak terkait untuk tidak hanya mengadakan seminar dari meja ke meja, namun untuk lebih fokus pada aksi nyata karena masyarakat membutuhkan informasi yang praktis dan langsung diterapkan.

“Kita harus melakukan riset yang lebih mendalam, membaca jurnal internasional, dan merancang rencana aksi yang berdasarkan fakta dan bukti yang ada,” tandas Linus.

Lebih lanjut ia memberi apresiasi kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan UNICEF yang telah berkolaborasi membantu Pemerintah Kota Kupang dalam mengatasi berbagai penyakit, terutama dalam upaya penanggulangan TBC.

“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada IBI dan UNICEF atas kontribusinya membantu Pemkot Kupang dalam mengatasi masalah kesehatan yang krusial ini (TBC), serta mendukung kami dalam diskusi yang sangat penting ini,” ungkap Linus.

Ia berharap, melalui kegiatan ini, seluruh masyarakat terutama tokoh masyarakat, dapat lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada warga mengenai pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC. Pemkot Kupang, dengan dukungan dari UNICEF, berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kesehatan serta memastikan bahwa penyakit ini dapat segera tertanggulangi dengan baik.

“Ini adalah tantangan kita bersama. Kami berharap kerja sama yang baik antara Pemkot Kupang melalui Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan seluruh masyarakat dapat memberikan hasil yang maksimal dalam penanggulangan TBC. Saya juga berharap wali kota terpilih nantinya akan terus melanjutkan komitmen ini,” harap Linus.

UNICEF Dukung Program Pengendalian TBC

Kepala Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Yudistira Yewangoe menegaskan, TBC merupakan masalah serius yang tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Indonesia berada di peringkat kedua tertinggi dunia untuk kasus TBC, dan Kota Kupang juga mencatatkan angka yang tinggi.

“Anak- anak terutama yang kurang gizi atau yang hidup bersama penderita TBC, sangat rentan terhadap penyakit ini,” kata Yudistira.

Ia menyatakan, UNICEF mendukung berbagai program pengendalian TBC, termasuk upaya yang dilakukan Pemkot Kupang, seperti kampanye edukasi, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, dan penyaringan TBC di sekolah-sekolah. Guru-guru juga dilibatkan untuk mengenali gejala TBC pada anak-anak dan membantu dalam deteksi dini. Kolaborasi antara sektor kesehatan dan pendidikan merupakan langkah penting dalam mengatasi TBC.

Yudistira menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam mengedukasi lingkungan sekitar tentang bahaya TBC dan pentingnya deteksi dini. Ia juga mengingatkan untuk menghilangkan stigma terhadap penderita TBC, karena pengobatan yang cepat dan tepat bisa mencegah penyebaran lebih lanjut.

UNICEF berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi kasus TBC pada anak-anak, dan memastikan generasi penerus di Kota Kupang tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan aman.(bw//***)