KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Kunjungan Paus Fransiskus dalam perjalanan apostoliknya ke empat negara yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura masih menyisahkan sejumlah kisah menarik.
Kisah lain yang cukup menarik adalah cinderamata hasil tenunan pengrajin Kota Kupang yang diberikan kepada Paus Fransiskus dan pendamping sekaligus penerjemah Sri Paus, Padre Markus Solo Kewuta, SVD.
Umat Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua Denpasar Bali, Gabriel Geloir Witak mengaku menyerahkan dua lembar selendang (shal) hasil kerajinan tangan pengrajin Kelurahan Bello, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur kepada Padre Markus sebagai cindramata keluarganya.
Cinderamata berupa dua lembar selendang itu diserahkan Gabriel Witak kepada Padre Markus di Singapura sesaat setelah Paus dan rombongannya tiba dari Dili, Timor Leste pada Kamis, 12 September 2024 malam.
Sehari sebelumnya Gabriel Witak membeli beberapa lembar selendang dari pengrajin tenun ikat Kelurahan Bello, Kota Kupang.
“Ya benar, saya baru saja serahkan dua lembar selendang sebagai kenang- kenangan saya dan keluarga kepada Bapa Paus Fransiskus melalui Padre Markus Kewuta, SVD. Selendang itu saya beli dari pengrajin tenun ikat di Bello, Kota Kupang atas bantuan salah seorang saudara,” ujar Gabriel Witak dari balik telp, Sabtu (14/9/2024).
Promosikan Tenun Ikat NTT
Dia mendaku, niat itu sudah ada sejak Paus Fransiskus datang ke Indonesia, tetapi tidak sempat menyerahkan kenangan itu. Sehingga dirinya bersama sejumlah umat di Denpasar terbang ke Singapura mengikuti rangkaian kunjungan Paus ke negara itu setelah dari Timor Leste.
“Ini juga bagian dari upaya saya dan keluarga untuk mempromosikan hasil karya tenun ikat NTT ke dunia luar dalam hal ini ke Vatikan,” ungkap Gabriel Witak.
Ia menyampaikan, pada saat menyerahkan cenderamata itu, Padre Markus Kewuta senang dan berterimakasih atas pemberian shal (selendang) sebagai lambang identitas NTT.
“Cenderamata untuk Bapak Paus itu diberikan melalui Padre Markus Kewuta karena saat itu Bapak Paus Fransiskus sudah istirahat,” ujar Gabriel Witak.
Goris Takene, salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Bello, Kota Kupang, mengaku bangga karena kerajinan tenun masyarakat Kelurahan Bello bisa sampai ke Takhta Suci Vatikan sebagai bagian memperkenalkan karya tenun ikat masyarakat NTT.
“Saya bangga karya tangan tenun ikat masyarakat kami bisa sampai ke tangan Takhta Suci Vatikan sehingga bisa dikenal dunia luar,” ujar Goris.
Dia berharap, hendaknya masyarakat NTT khususnya warga Kelurahan Bello menjadikan tenun ikat sebagai kebanggaan.
“Kita tentu inginkan masyarakat NTT secara umum, mulai dari anak- anak, remaja hingga orang dewasa lebih mencintai tenunan asli NTT sebab dikerjakan dengan pemintalan tangan membuat benang saling terkait secara ketat sehingga memberikan kekuatan lebih. Hal ini yang membuat, kain tenun biasanya lebih kuat dan tahan lama dibanding kain rajut hasil pabrik,” imbuh Goris.
Padre Markus menyampaikan, Paus Fransiskus bersama rombongan telah tiba di Vatikan sesuai agenda.
“Deo gratias. Puji Tuhan. Landing di Roma dengan selamat, Jumad, 13 September 2024, pukul 18.47 malam, disambut hujan gerimis kecil. Bapa Paus dan kami semua baik- baik saja. Terima kasih atas segala doa dan dukungannya selama perjalanan kami keempat negara. Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua, di mana saja kita berada. Salam sejahtera dari Roma dan Vatikan,” tulis Padre Markus dalam pesan singkatnya.(goe/bw)