Pemkot Kupang Minta Dukungan Pemimpin Agama Perangi Stunting

oleh -143 views
oleh

KUPANG, BERANDAWARGA.COM—Wakil Wali Kota Kupang, Herman Man meminta dukungan para pemimpin agama terkait upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang memerangi stunting.

Menurut Herman, dalam waktu dekat Pemkot Kupang berencana akan mengundang para pemimpin agama untuk meminta masukan dan saran terkait persyaratan yang akan diberlakukan bagi para calon pengantin, sebagai upaya pencegahan stunting mulai dari hulu.

“PGereja dan pemerintah perlu bersinergi agar setiap pasangan calon pengantin yang akan menikah baru bisa diberkati setelah memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah, termasuk syarat kesehatan,”kata Herman saat menemui para pemimpin agama di Kota Kupang, Jumat (8/4/2022).

Para pemimpin agama yang ditemui yakni Uskup Agung Kupang dan Pimpinan Sinode GMIT. Dalam kunjungan tersebut Herman didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kota Kupang, Noce Nus Loa.

Dalam kesempatan itu menyatakan, atas nama Pemkot menyampaikan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan para pemimpin agama, sehingga Kota Kupang bisa kembali meraih penghargaan sebagai salah satu kota toleran di Indonesia.

Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang memastikan siap mendukung upaya pencegahan lonjakan kasus di masa Paskah. Menurutnya selama pandemic covid-19, gereja-gereja Katolik di Kota Kupang terutama yang memiliki umat cukup banyak sudah memperbanyak jadwal misa hingga enam bahkan delapan kali setiap hari Minggu untuk mengurai penumpukan umat saat ibadah.

Uskup juga menyambut baik rencana kolaborasi antara Pemkot dan gereja untuk penanganan stunting.

Menurutnya kerja sama ini bisa diwujudkan dalam kursus pernikahan yang digelar gereja.

“Pemkot melalui dinas teknis bisa terlibat memberikan edukasi bagi para pasangan calon pengantin tentang bagaimana mencegah stunting,” ungkap Uskup Turang.

Beliau juga mengingatkan penanganan stunting tidak hanya sekedar syarat kesehatan tetapi juga bagaimana meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga serta memastikan ketersediaan air, listrik, jalan dan sanitasi.

Pemerintah perlu mendorong peningkatan pendapatan keluarga lewat pelatihan-pelatihan keterampilan dan koperasi.

Keuskupan Agung Kupang juga telah mengimbau semua paroki untuk minta masing-masing kelompok umat basis mendata jumlah anak yang stunting di kelompok mereka, sekaligus bertanggungjawab untuk menangani anak-anak tersebut.

Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin menyatakan dukungan kepada Pemkot Kupang dalam upaya pencegahan penyebaran  covid 19. Pihaknya akan mengeluarkan penegasan kepada jemaat dan gereja-gereja GMIT untuk memperketat protokol kesehatan selama masa Paskah, supaya tidak terjadi lonjakan.

Sementara itu, Sekretaris Sinode GMIT,  Pdt. Yusuf Nakmofa, S.Th, dalam kesempatan yang sama mengakui, kerukunan antar umat beragama di Kota Kupang bisa terwujud berkat adanya kemitraan yang baik antara pemerintah dan para pemimpin agama, serta komunikasi antara gereja dan pemerintah yang sangat responsif.

Mengenai penanganan stunting, Yusuf yang didampingi Wakil Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Elisa Maplani mengakui, beberapa wilayah pelayanan GMIT angka stunting masih sangat tinggi. Sinode GMIT dalam sidang tahunan sebelumnya sudah menetapkan program dan anggaran khusus untuk penanganan stunting.

GMIT melalui kelas katekisasi dan pembekalan pra nikah akan memberikan pencerahan tentang penanganan stunting bagi para pasangan calon pengantin.(berandawarga.com//**/red)