KUPANG, BERANDAWARGA.COM— Anggaran besar yang dialokasikan untuk pengentasan masalah gizi kronis pada anak atau stunting juga pemulihan ekonomi rakyat, seakan terus menjadi beban yang tak berkesudahan di NTT.
Penilaian ini disampaikan anggota DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan, Patris Lali Wolo di Kupang, Senin (16/8/2021).
Untuk diketahui, walau pemerintah NTT dalam dua terakir telah berhasil menekan angka stunting, namun Provinsi NTT masih menduduku peringkat stunting tertinggi se- Indonesia, yakn dari 35,4 persen pada tahun 2018 menjadi 28,2 persen pada tahun 2020.
Patris menyampaikan, pada rapat paripurna dewan beberapa waktu lalu, dirinya telah memberi sejumlah catatan kritis untuk menjadi perhatian pemerintah.
Sejumlah catatan kritis itu antara lain, pemerintah belum menyediakan alat uji plymerase chain reaction (PCR) swab di zona Sumba dan Flores, pelaksanaan vaksin yang belum maksimal.
Selain itu, penjabaran program jaring pengaman sosial (JPS) yang bersumber dari APBD NTT yang terkesan belum berjalan maksimal.