KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Stunting merupakan salah satu isu di bidang kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih dari semua kalangan. Meski angka stunting Kota Kupang mengalami penurunan secara kuantitas dari 4.500 kasus menjadi 4.086 kasus, namun persentase prevalensi stunting masih memerlukan perhatian lebih. Upaya bersama seluruh pihak, termasuk media, sangat dibutuhkan untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Mengingat pentingnya penanganan stunting, Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi ketika melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kecamatan dan kelurahan pada Selasa (26/11/2024) juga menaruh perhatian pada isu dimaksud.
Lokasi yang dikunjungi meliputi Kecamatan Maulafa, Kelurahan Oebufu, Kelurahan Maulafa, dan Kelurahan Belo. Sidak ini bertujuan untuk memantau pelayanan publik, penyaluran bantuan beras, penanganan stunting, partisipasi masyarakat dan mahasiswa.
Di Kelurahan Oebufu, Linus mengevaluasi data pegawai, serta memeriksa jumlah kasus stunting dan gizi buruk.
Di Kecamatan Maulafa, mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menekankan agar seluruh pegawai bekerja dengan profesional dan peduli terhadap isu stunting.
“Setiap kelurahan harus memiliki data akurat mengenai jumlah kasus stunting dan gizi buruk di wilayah masing- masing,” ujar Linus.
Ia juga menyoroti kondisi gedung kantor Kelurahan Maulafa yang dianggap sudah tidak layak pakai. Gedung yang dibangun sejak 1998 ini memerlukan renovasi menyeluruh, termasuk perbaikan tembok, lantai, plafon, dan perabotan kantor.
“Gedung ini harus dianggarkan untuk pembangunan baru agar pelayanan kepada masyarakat lebih optimal,” tandas Linus.
Dalam diskusi, staf kecamatan menyampaikan, terdapat kekosongan jabatan struktural seperti Sekretaris, Kepala Seksi Pelayanan Umum, dan Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban yang dinilai menghambat kinerja administrasi.
Lambatnya Penyaluran Bantuan Beras
Saat menyambangi Kelurahan Belo, Linus mengkritisi lambatnya penyaluran bantuan beras. Bahkan beras yang telah tiba di kelurahan belum didistribusikan kepada masyarakat.
“Hari ini, beras ini harus dibagikan. Jangan ada lagi penundaan. Libatkan mahasiswa untuk mendukung proses distribusi,” tegas Linus.
Ia juga meminta agar lurah melaporkan kendala yang dihadapi, termasuk masalah transportasi.
“Jika kendaraan menjadi kendala, hendaknya segera lapor, pemerintah kota siap menyediakan solusi agar distribusi selesai tepat waktu,” papar Linus.
Libatkan Mahsiswa KKN Selesaikan Masalah Lokal
Penjabat Wali Kota, Linus Lusi mendorong keterlibatan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah- masalah lokal.
“Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat membantu menyelesaikan isu masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan masing- masing. Misalnya, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dapat membantu di puskesmas,” ujar Linus.
Ia berharap sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Melalui sidak ke sejumlah lokasi dimaksud, Linus berharap dapat meningkatkan kinerja di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Fokus utamanya antara lain meliputi percepatan pelayanan kepada masyarakat, dan penanganan isu stunting yang lebih serius.
“Seluruh pegawai harus memahami data stunting di wilayah masing- masing sebagai dasar untuk langkah strategis selanjutnya,” ujar Linus. (bw//***)