“Kemarin ada salah satu universitas menyampaikan kalau ada program studinya (prodi) koki dan saya senang. Saya berharap suatu saat ada prodi yang khusus mempelajari coklat, jagung, sophia, garam, energi baru terbarukan, gula air dan jagung,” ujar Laiskodat.
Ia mencontohkan, setiap tahun uang sebesar Rp1,1 triliun harus terbang keluar NTTuntuk membelanjakan pakan ternak ayam dan babi. Ini merupakan fakta berdasarkan hasil riset Prisma dan pemerintah.
Untuk itu NTT perlu menyiapkan pabrik pakan ternak dengan suplai bahan pokoknya adalah jagung dengan mengoptimalkan SDM dan lahan yang dimiliki.
Dalam bekerjasama nantinya, yang perlu ditekankan adalah pengembangan kelembagaan BUMDes yang kuat.
“BUMDes perlu dilakukan pengembangan. Saya sarankan harus berkolaborasi dengan koperasi dan pemerintah desa,” kata Laiskodat. (berandawarga.com/**/red)