KUPANG, BERANDAWARGA.COM—Rektor Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Philipus Tule, SVD mengatakan, dirinya sangat mendukung upaya kolaborasi bersama pemerintah NTT.
Pater Philipus sampaikan ini pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Unwira Kupang dan Pemerintah NTT tentang Peningkatan Kapasitas BUMDes dalam rangka pemanfaatan Sumber Daya Lokal melalui Kuliah Kerja Nyata ( KKN) Tematik, Senin (27/9/2021).
Ia berjanji, upaya kolaborasi itu akan menjadi salah satu prioritas dimasa kepemimpinannya untuk mendukung program pemerintah daerah.
Diharapkan pemerintah daerah dapat mendukung terwujudnya program strategis Panca Cita Unwira unggul 2025.
“Sebagai lembaga, kita wajib mendukung program pemerintah daerah. Saat ini kita turutserta bersama pemerintah daerah berkolaborasi untuk pengembangan BUMDes oleh mahasiswa dan dosen sesuai keahlian yang dimiliki,” terang Pater Philipus.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika menghadiri acara penandatanganan dimaksud mengatakan, desain pendidikan di NTT hendaknya berkorelasi dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki daerah ini. Untuk itu setiap perguruan tinggi di NTT harus mampu melahirkan generasi yang visioner.
Laiskodat menyatakan, dirinya sangat menginginkan adanya kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam perspektif Unwira untuk bersinergi dengan pemerintah dalam membangun visi bersama yakni kesejahteraan rakyat NTT.
“Secara pribadi dan sebagai gubernur, saya sangat senang dengan adanya kerja sama ini. Momentum kegiatan hari ini juga saya ingin mengucapkan selamat kepada guru saya yang dilantik menjadi Rektor Unwira, Pater Philipus Tule, SVD,” kata Laiskodat.
Ia juga menghendaki adanya kolaborasi bersama seluruh stakeholder terkait merangkai kembali narasi tentang NTT dengan perspektif NTT bangkit menuju sejahtera untuk melahirkan generasi yang visioner.
Bahkan setiap masyarakat NTT harus menarasikan kembali nilai- nilai positif kepada setiap generasi. Setiap perguruan tinggi di NTT harus mampu melahirkan generasi yang visioner.
“Dengan cara demikian, kita bisa melahirkan generasi unggul, generasi yang tidak berpikir sempit dan generasi yang memiliki visi ke depan,” tandas Laiskodat.
Menurutnya, untuk membangun generasi NTT bangkit menuju sejahtera, membutuhkan kolaborasi, desain, propaganda dan bentuk konkrit lainnya.
Bangun NTT tidak sertamerta bekerja sendiri karena pintar dan bekerja bagus. Masalah besar yang dihadapi saat ini adalah sebuah konsep pendidikan yang tidak berkorelasi dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
“Kemarin ada salah satu universitas menyampaikan kalau ada program studinya (prodi) koki dan saya senang. Saya berharap suatu saat ada prodi yang khusus mempelajari coklat, jagung, sophia, garam, energi baru terbarukan, gula air dan jagung,” ujar Laiskodat.
Ia mencontohkan, setiap tahun uang sebesar Rp1,1 triliun harus terbang keluar NTTuntuk membelanjakan pakan ternak ayam dan babi. Ini merupakan fakta berdasarkan hasil riset Prisma dan pemerintah.
Untuk itu NTT perlu menyiapkan pabrik pakan ternak dengan suplai bahan pokoknya adalah jagung dengan mengoptimalkan SDM dan lahan yang dimiliki.
Dalam bekerjasama nantinya, yang perlu ditekankan adalah pengembangan kelembagaan BUMDes yang kuat.
“BUMDes perlu dilakukan pengembangan. Saya sarankan harus berkolaborasi dengan koperasi dan pemerintah desa,” kata Laiskodat. (berandawarga.com/**/red)