SOE, BERANDA-WARGA.COM— Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur nomor urut tiga, Simon Petrus Kamlasi (SPK), melakukan kampanye terbatas di Desa Kiufatu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Usai kampanye terbatas, SPK memilih untuk tidur di rumah warga Kiufatu. Hal itu ia lakukan untuk bisa lebih dekat dan merasakan denyut jantung masyarakat yang akan dipimpinnya jika terpilih kelak. Tak hanya di TTS, tidur di rumah warga selalu dilakukan SPK ketika berkampanye di pulau Flores dan beberapa lokasi lainya.
Sebelum tidur, SPK mengambil waktu sejenak untuk berbincang dengan tuan rumah, menanyakan keseharian mereka, dan apa saja kebutuhan mendasar mereka sebagai sebuah keluarga yang tinggal di pedesaan.
“Saya memang sengaja memilih untuk tidur di rumah warga agar bisa memiliki sedikit waktu untuk berbincang dan mengetahui masalah-masalah yang mereka alami secara lebih pribadi,” terang SPK.
Menurutnya, mungkin saja ada banyak hal yang ingin masyarakat ungkapkan, namun ketika berada dalam himpunan banyak orang mereka tidak punya kesempatan untuk berbicara.
SPK mengatakan, dengan tidur di rumah warga, ia juga ingin menunjukan bahwa seorang SPK tidak berubah, ia masih anak kampung dari TTS.
Menelusuri kampung demi kampung, lalu menginap di rumah warga, membuat semangat SPK untuk membawa perubahan di NTT semakin kuat.
“Ketika saya ke kampung- kampung dan mengalami berbagai situasi yang dialami masyarakat, pengalaman-pengalaman itu membuat tekad saya untuk memperbaiki keadaan dan membawa NTT jauh lebih baik semakin kuat,’ tegas SPK.
Ia mengungkapkan, persoalan infrastruktur, masalah ekonomi, dan sekian banyak persoalan lainnya yang dialami masyarakat mestinya dijawab dengan program- program prioritas yang tepat.
“Harus ada program prioritas yang menyentuh dengan kebutuhan masyarakat. Makanya saya harus turun langsung untuk mengetahui lebih detail persoalan mereka,” ucap SPK.
Pemilik rumah tempat SPK menginap di Desa Kiufatu, Regina Toni mengatakan, selama ia hidup baru pertama kali ada calon pemimpin yang mau tidur di rumah sederhana miliknya.
“Saya kaget ketika Pak Simon Petrus Kamlasi mau nginap di rumah saya,” ungkap Regina dengan nada bahagia.
Awalnya ia ragu dengan keadaan rumahnya yang tidak memungkinkan untuk seorang seperti SPK bisa menginap.
Ternyata apa yang ia pikirkan berbeda dengan yang apa terjadi, karena SPK mau tidur di rumahnya tanpa rasa sungkan.
“Jujur, saya merasa Pak Simon Petrus Kamlasi berbeda dengan pemimpin yang lain. Dia sangat rendah hati dan tulus,” ujar Regina.
Boy Selan, Senada, warga Kiufatu lainnya mengatakan, tipe pemimpin seperti SPK inilah yang dirindukan masyakat NTT.
Banyak pemimpin yang hanya memberi janji manis tanpa mau melihat apa yang dialami masyarakat.
“Banyak pemimpin kita hanya datang dengan janji manis lalu pulang tanpa bekas,” kata Boy.
Ia berjanji akan memilih Paket SIAGA bukan karena perasaan sebagai sesama orang Timor, tetapi atas keyakinan bahwa paket ini yang benar- benar menunjukan kepedulian terhadap rakyat kecil.
“Paket ini yang peduli dengan masyarakat. Saya yakin Pak Simon dan Pak Andre Garu akan membawa perubahan untuk NTT jika ia dipercayakan masyarakat untuk memimpin nanti,” tutupn Boy. (bw//***)