KUPANG, BERANDA-WARGA.COM— Wali Kota Kupang, dr Christian Widodo menyoroti tiga fokus utama dalam mendukung perempuan, yakni hak-hak perempuan, kesetaraan gender dan pemberdayaan.
Karena itu bersama Wakil Wali Kota, Serena Cosgrova Francis berkomitmen memperjuangkan hak- hak perempuan, kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan dan kelompok disabilitas di Kota Kupang.
Chris, demikian Christian Widodo biasa disapa sampaikan ini saat menghadiri Aksi Kolektif Hari Perempuan Internasional 2025 yang diselenggarakan Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (Garamin) bekerjasama dengan RRI Kupang di Arena Car Free Day, Jl. El Tari Kupang, Sabtu (8/3/2025).
Dalam pemaparannya, Wali Kota, dr. Christian Widodo menekankan pentingnya memastikan hak-hak perempuan dan anak terlindungi dengan baik.
Menurutnya jika bicara tentang perempuan dan disabilitas, jangan lupa tentang anak sebagai bagian yang tak terpisahkan. Sehingga harus dipastikan bahwa hak- hak perempuan dan anak terlindungi dengan baik.
Sebagai langkah awal, di hari-hari pertama bekerja, mereka sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kota Layak Anak untuk dibahas bersama DPRD Kota Kupang.
“Regulasi sudah ada, tetapi yang penting adalah implementasinya. Karena visi tanpa eksekusi hanyalah halusinasi,” ungkap Chris.
Perhatian Pemerintah untuk Penyandang Disabilitas
Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis menyatakan, pendidikan dan akses terhadap fasilitas publik bagi penyandang disabilitas menjadi perhatian utama pemerintah.
“Sekolah bagi anak-anak disabilitas harus inklusif, mereka berhak mendapatkan pendidikan di sekolah umum dengan fasilitas yang memadai,” tandas Serena.
Ia juga menyoroti pentingnya fasilitas umum yang ramah bagi penyandang disabilitas, seperti toilet yang disesuaikan, jalur khusus bagi pengguna kursi roda dan akses ke dunia kerja.
“Kami sudah berdiskusi dengan Kementerian UMKM untuk merancang program pelatihan dan bantuan bagi perempuan serta penyandang disabilitas agar mereka bisa mandiri secara ekonomi,” jelas Serena.
Bukan Hanya Isu Lokal
Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn). Johanis Asadoma mengungkapkan, perjuangan kesetaraan gender bukan hanya isu lokal, tetapi menjadi perhatian global.
“Di dunia internasional, hak-hak perempuan terus diperjuangkan. Perempuan harus diberi kesempatan yang sama dalam berbagai bidang, termasuk kepemimpinan dan pembangunan daerah,” terang Johni.
Ia mengapresiasi semakin banyaknya perempuan yang tampil sebagai pemimpin di NTT, seperti wakil wali Kota Kupang, wakil bupati Kupang, dan beberapa pemimpin perempuan lainnya di wilayah NTT.
Ketua DPRD NTT, Emelia Julia Nomleni mendaku, DPRD NTT telah membuat regulasi yang menjamin pemenuhan hak kaum perempuan dan disabilitas, yakni Perda No. 5 tentang pengarusutamaan gender serta Perda No. 6 tentang pemenuhan hak penyandang disabilitas, seperti hak pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja.
“Sayangnya regulasi tersebut masih minim implementasi. Diharapkan ke depan pemda seluruh NTT bisa membuat regulasi semacam ini sesuai dengan kondisi daerah masing- masing,” ujar Emi.
Ketua Garamin NTT, Yafas Aguson Lay menjelaskan, Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret merupakan momentum global untuk merayakan pencapaian perempuan dalam berbagai bidang, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kesetaraan gender, disabilitas, sosial inkusi (GEDSI) dan pemberdayaan perempuan.
Pada tahun 2025, peringatan Hari Perempuan Internasional mengusung tema global ‘Accelerate Action’ (Percepat Aksi).
Tema ini menekankan pentingnya langkah cepat, konkret, dan kolaboratif untuk mengatasi hambatan yang menghalangi implementasi GEDSI di seluruh dunia.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama percepat aksi Gedsi dari NTT untuk Indonesia oleh para narasumber dan peserta yang hadir. (bw//***)