KUPANG, BERANDAWARGA.COM— Para wartawan dalam penulisan berita hendaknya menggunakan pilihan kalimat yang positif, yang membangun mindset masyarakat tentang pentingnya kerja kolaborasi dalam menyelesaikan pekerjaan- pekerjaan baik.
Harapan ini disampaikan Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh saat membuka kegiatan Konferensi Provinsi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT. Konferensi sekaligus pemilihan Pengurus PWI NTT Masa Bakti 2023- 2028 itu berlangsung di Kupang, Jumat (28/7/2023).
George mengajak para insan pers yang tergabung dalam PWI serta organisasi profesi lainnya untuk bergandeng tangan membangun Kota Kupang dan NTT menjadi lebih hebat. Wartawan lewat karya jurnalistiknya bisa membuat senyap atau sebaliknya heboh suatu kota.
“Wartawan yang melahirkan karya yang tidak pernah mati harus mampu menciptakan tulisan yang membangun dan inspiratif membuat perubahan yang positif,” kata George.
George yang mengaku dibesarkan media itu menuturkan, selama 11 bulan menjabat sebagai penjabat wali kota, selalu mengagendakan pertemuan rutin bulanan bersama rekan-rekan jurnalis bertajuk media gathering.
Dalam pertemuan tersebut dia berkesempatan untuk berdialog, berdiskusi mendengarkan masukan dari rekan-rekan wartawan, karena dia percaya wartawan sebagai mata dan telinga pemerintah yang membantu mencari solusi untuk penanganan masalah masyarakat.
Ketua Umum PWI Pusat, H. Atal S. Depari mengajak pemerintah daerah sebagai mitra media untuk mendukung profesionalisme wartawan. Apalagi banyak wartawan asal NTT yang hebat dan berprestasi di level nasional.
Saat ini sudah ada 37.000 media baik cetak maupun elektronik di Indonesia dengan jumlah wartawan diperkirakan mencapai 180.000 orang.
Namun diakuinya dari total jumlah tersebut baru sekitar 30.000 wartawan yang sudah memiliki sertifikat kompetensi wartawan. Karena itu dia meminta dukungan pemda setempat untuk turut memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi bagi wartawan yang bertugas di wilayah tersebut, untuk meningkatkan profesionalisme para wartawan.
Ketua PWI NTT, Hilarius Jahang menyampaikan, saat ini masih sedikit wartawan di NTT yang punya sertifikat kompetensi. PWI NTT baru satu kali menggelar uji kompetensi wartawan berkat dukungan Bank NTT.
“Tidak ada jalan pintas selain uji kompetensi sebagai syarat kualitas wartawan menulis dengan baik, baik itu wartawan yang meliput di lapangan maupun yang di redaksi,” ujar Hilarius.
Ia menambahkan, selama ini muncul banyak persoalan yang melibatkan wartawan di NTT, yang berawal dari pelanggaran kode etik. Karena itu diharapkan ada peningkatan sosialisasi dan pendidikan jurnalistik oleh organisasi profesi. (BW//**/red)